Friday, 28 March 2014

Ketika Aremania Melupakan Sejarah Mereka Sendiri

1395932041232583150
Spanduk Aremania menyambut kedatangan NDB di stadion Kanjuruhan Malang
Sebuah spanduk besar terpampang di stadion Kanjuruhan Malang ketika Aremania menyambut kedatangan Nirwan Dermawan Bakrie (NDB) di stadion tersebut. Kedatangan adik dari Aburizal Bakrie yang juga pemilik Arema Cronous ini untuk meninjau latihan para pemain Arema Cronous, selain juga untuk mendampingi sang kakak yang saat itu sedang berkampanye untuk partai Golkar. Spanduk bertuliskan “Welcome NDB the Founding Father” ini tak pelak menimbulkan polemik dan kontroversi, bahkan di kalangan Aremania (suporter Arema) sendiri. Kata “the Founding Father” inilah yang mereka persoalkan.

Beberapa Aremania beralasan, NDB masuk kategori “Founding Father” karena kontribusinya dalam membantu Arema semenjak berdiri pertama kali di tahun 1987. Namun, beberapa Aremania yang lain menolak alasan tersebut. Jika hanya sekedar membantu, maka banyak tokoh dan warga masyarakat yang juga bisa dianggap “founding father”. Ada Tinton Suprapto, Edi seorang pengusaha besi asal Malang, hingga pemkot Malang yang saat itu turut mengguyurkan dana.

Dalam sejarahnya, yang layak disebut founding father Arema hanya 4 orang saja. Yakni Acub Zaenal, putranya Lucky, Dirk “Derek” Sutrisno dan Ovan Tobing. Dari keempat orang “founding father” ini, tiga yang pertama yang paling besar peranannya dalam membidani berdirinya Arema. Sementara Ovan Tobing, yang saat itu menjabat humas Persema, hanya sebatas membantu mencarikan pemain.

Acub Zaenal, orang pertama yang menggagas berdirinya Arema. Gagasan sang Jendral muncul ketika dirinya diundang Ovan Tobing untuk menyaksikan pertandingan Persema melawan Perseden Denpasar. Melihat penonon membludak, Acub yang kala itu menjadi Administratur Galatama lantas mencetuskan keinginan mendirikan klub galatama. Acub lantas meminta putranya Lucky untuk menemui Ovan Tobing terkait keinginan ayahnya yang ingin membentuk klub sepakbola galatama di Malang. Oleh Ovan Tobing, Lucky kemudian diajak menemui Dirk “Derek” Sutrisno, pemilik klub lokal Armada 86 yang ketika itu sedang mengalami kesulitan finansial. Oleh Dirk, usulan membentuk klub galatama ditanggapi dengan antusias. Dirk lantas mempersiapkan para pemain Armada 86 untuk ikut berkompetisi di Galatama edisi VIII, dengan nama klub Arema 86. Sayangnya, akibat masalah finansial yang semakin parah, Dirk tak kuasa mempertahankan klubnya tersebut dan Arema 86 pun terseok-seok dalam mengarungi kompetisi Galatama.

Dari sinilah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH–almarhum–No 58.

Hingga saat itu, belum nampak peranan NDB di Arema. Jika ada yang menyebutkan bahwa NDB pernah memberikan bantuan Rp. 61 juta ke Acub Zaenal saat pendirian Arema, hal ini sulit ditelusuri. Tangan NDB (baca: Bakrie) masuk ke Arema sesungguhnya dimulai pada tahun 2009. Ketika itu, Arema Malang nyaris bubar. Pemilik Arema Malang saat itu, PT. Bentoel tiba-tiba menarik diri. Arema pun kelimpungan. Satu-persatu orang Bentoel di Arema mulai mengundurkan diri. Berbagai skenario penyelamatan dicoba, salah satunya adalah menjajaki merger dengan saudaranya, Persema Malang. Belakangan rencana merger ini buyar di tengah jalan karena Aremania tidak menyetujuinya. Arema pun terancam tak bisa mengikuti kompetisi Liga Indonesia 2009/2010.

Ditengah ancaman bubar tersebut, dewa penolong Arema pun muncul, yang tak lain dan tak bukan adalah Bakrie bersaudara. Gelontoran dana 4,5 milyar dari Ijen Nirwana (perusahaan developer perumahan milik NDB) akhirnya menyelamatkan Arema dari ambang kebangkrutan. Dari sinilah lantas muncul hegemoni kepemilikan Bakrie atas Arema, hingga kemudian diresmikan lewat akuisisi resmi pada tahun 2012 kemarin. Dengan berbagai fakta diatas, NDB sesungguhnya hanya berperan sebagai investor saja, karena NDB tidak pernah turut andil dalam kelahiran Arema.
13959355781233204555
Penyambutan ARB oleh Aremania ketika berkampanye di Malang
Maka, ketika muncul spanduk besar bertuliskan NDB sebagai founding father, banyak Aremania lama yang kemudian mempertanyakan maksud spanduk tersebut. Sejak kapan seorang investor layak disebut founding father?

Thursday, 27 March 2014

Antara Supporter Sepak Bola dan Pemilu di indonesia

Sepak bola adalah salah satu olah raga yang sangat populer di negara tercinta ini, tapi sangat disayangkan kepopuleran tidak di ikuti dengan prestasi yang signifikan, justru kalah jauh dari olahraga lainnya seperti bulu tangkis, angkat besi dan olahraga lainnya, yang secara nyata sudah berulangkali mengharumkan nama bangsa dan mensejajarkan dengan negara negara berkembang didunia olahraga.
Dari ukuran prestasti  justru timnas kelompok under 19 yang mampu memberikan nafas panjang dengan membawa puang piala AFF. Apalagi Timnas IDN U19 mampu mengandaskan tim kuat tim juara bertahan piala AFC dan akhirnya IDN U19  mampu lolos kebabak selanjutnya.
Sepak bola tidak akan lengkap jika tidak ada supporter yang mendukung sebuah tim/klub, ribuan pasang mata rela berdesak desakan hanya untuk mensupport tim kebanggaannya, dan ini sudah mentradisi di indonesia, banyak sekali nama nama supporter di tanah air tercinta ini dan jumlah anggotanya pun juga tidak sedikit, bisa dikatakan ribuan dan itu juga tersebar di berbagai kota di idonesia bahkan ada juga sampai dinegara tetangga. Apalagi kalu Timnas Indonesia bertanding, ribuan bahkan jutaan pasang mata akan setia mendukungnya baik di stadion maupun di layar kaca.
Jadi tidak mustahil jika klub/timnas sepak bola di indonesia itu sangat menarik apalagi ditambah ribuan supporter yang fanatik mungkin menambah “sexy” jika di pandang dari sudut pandang politik,  apalagi mayoritas klub di indonesia adalah klub perserikatan yang dulu kala dikelola oleh pemda setempat, tapi itu tidak semua masih ada juga klub eks Glatama yang sampai sekarang masih axis di kancah sepak bola di indonesia.
Ke”sexy”an supporter klub/timnas sepak bola itu memang benar adanya, ingat kasus ketua Federasi sepakbola indonesia yang kemarin yang mengatakan bahwa kesuksesan timans indonesia karena partai tertentu, ingat kasus tiketing salah satu laga uji coba U19 tertera foto salah satu caleg, salah satu ketua partai dikukuhkan menjadi warga Aremania, dan kasus terbaru adalah ketika ARB akan diarak Aremania ketika berkampanye di malang.
13959355781233204555
Penyambutan ARB oleh Aremania ketika berkampanye di Malang
Kampanye ARB di Malang merupakan rangkaian terakhir kampanye Golkar dalam sepekan ini dan Sebelum perayaan Nyepi pekan depan, ARB dijadwalkan akan berkampanye di Jogjakarta, Cilacap, dan Purwakarta. Apakah beliau juga akan merangkul supporter lokal di daerah tersebut, patut untuk di tunggu.
Tapi yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah kejadian tersebut legal dari organisasi supporter/tim atau hanya mengklaim yang menjurus ke “oknum tertentu” ?
Sebenarnya sah sah saja merangkul supporter untuk berkampanye toh tidak ada aturan yang melarangnya, jadi cukup lihat dan mengelus dada saja. “supporter kok kampanye”. Dan mungkin di daerah penjuru tanah air juga ada, hanya saja tidak terekspos oleh media atau saya kurang beruntung.
Dan semoga jika memang demikian adanya semoga politik tidak masuk lebih ke dalam lagi yaitu keranah klub  / masuk kedalam federasi resmi sepak bola indonesia.
- Jayalah NKRI
- Jayalah Sepakbola Indonesia
Sumber: http://olahraga.kompasiana.com/bola/2014/03/27/antara-supporter-sepakbola-dan-pemilu-di-indonesia-642448.html

Monday, 24 March 2014

Koreografi Dari Ultras Dan Suporter Di Indonesia



Koreografi Brigata Curva Sud X 1976
Koreografi Curva Nord Famiglia X 1967
Koreografi The Maident
Koreografi Viking
Koreografi Paserbumi
Koreografi Banaspati
Koreografi Bonek
Koreografi The Jak Mania
Koreografi Slemania
Koreografi Pasoepati
Koreografi Curva Nord Syndicate X 1954
Koreografi Curva Boys X Persela
Koreografi Brigata Orange Boys Persija Jakarta
Koreografi Kalong Mania
Koreografi Cyber Extreme Curva Nord Persik Kediri

Sumber Foto: google.com

Saturday, 15 March 2014

Koreografi Brigata Curva Sud X 1976






Tur Tandang PSS Sleman Diakhiri Adu Jotos

Pertandingan persahabatan sekaligus uji coba pra musim antara PSS Sleman kontra PSCS Cilacap harus terhenti sebelum peluit babak kedua dibunyikan wasit. Suporter kedua klub kontestan Divisi Utama (DU) 2014 itu terlibat adu jotos saat pertandingan berlangsung di Stadion Wijayakusuma, Jumat (14/3/2014).
Akibat dari insiden itu, PSS Sleman yang tertinggal 1-0 dari tim tuan rumah belum sempat membalas ketertinggalan gol yang diciptakan pemain Laskar Nusakambangan, Taryono pada babak pertama. Tur hari kedua Elja itu pun berakhir tak mulus sebab keributan di luar arena pertandingan.
Sehari sebelumnya, Pelatih PSS Sleman Sartono Anwar menurunkan pemain dengan format berbeda saat dikalahkan Banyumas Selection 1-0, sedangkan lawan PSCS, pelatih menurunkan format pemain saat melawan Persiram Raja Ampat beberapa waktu lalu.
Sartono menyebut saat main melawan Banyumas, lini pertahanan kurang percaya diri sehingga bisa dimanfaatkan tim lawan ditambah hanya bermain dengan 10 orang sebab Agus Awang diganjar kartu merah. "Yang jelas kita akan perbaiki dari hasil pertandingan ini,"pungkas pelatih asal Semarang itu. (Tribunjogja.com)
Sumber: http://jogja.tribunnews.com/2014/03/14/tur-tandang-pss-sleman-diakhiri-adu-jotos/

Insiden di Laga PSS vs PSCS Cilacap Pelajaran Bagi Suporter

Insiden ketegangan antar suporter PSS Sleman dan PSCS Cilacap pada laga tandang  uji coba di Cilacap mendapat perhatian dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Induk organisasi sepakbola itu berharap kejadian serupa tak terjadi lagi saat kompetisi Divisi Utama (DU) berlangsung.
Seperti diberitakan sebelumnya, suporter PSS Sleman terlibat bentrok dengan kelompok suporter PSCS Cilacap pada uji coba di Stadion Wijayakusuma, Kamis (14/3/2014), akibatnya pertandingan dihentikan. Beruntung kejadian itu tak merembet ke intimidasi kepada pemain.
Sekretaris Umum PSSI, Joko Driyono mengatakan kejadian serupa pada pertandingan resmi, akan merugikan klub peserta kompetisi DU, bukan tak mungkin klublah yang mendapatkan sanksi lantaran ada gangguan keamanan.
Flare, petasan, gangguan keamanan yang menganggu pertandingan klub bisa kena sanksi. Tergantung hasil penyelidikan,”kata Joko Driyono saat dihubungi wartawan, Sabtu (15/3/2014).
Pada kompetisi resmi, saat laga berlangsung akan diawasi oleh pengelola kompetisi kemudian penyelenggara pertandingan, kata Jokdri, mereka yang akan memberikan pengawasan kemudian melaporkan apa yang terjadi selama pertandingan.
Menurut dia, beberapa sanksi yang dikenakan seperti pada kasus-kasus di tim Indonesia Super League (ISL) misalnya, berupa denda, bahkan bisa jadi pertandingan harus digelar tanpa penonton. Jika dikenai sanksi semacam itu malah akan merugikan klub.
Pada laga uji coba di Cilacap, penyebab ketegangan tak diketahui pasti sehingga kedua saling lempar, petugas keamanan pun akhirnya melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan kedua suporter yang bersiteru di luar lapangan.
Saat terjadi bentrok, PSS Sleman tertinggal satu gol setelah kapten PSCS Cilacap, Taryono pada pertengahan babak pertama berhasil membobol gawang PSS Sleman, hasil 1-0 itu tak berubah hingga babak pertama berakhir.
Pemain pun ikut angkat suara soal hasil pertandingan terakhir melawan PSCS Cilacap yang tak tuntas, mereka menilai pengalaman tandang tetap bermanfaat meski terhenti lantaran bentrok suporter pada babak kedua, namun patut disyukuri pemain aman hingga balik ke Sleman.
”Pemain aman semua, namun saya balik Semarang,”kata pemain tengah PSS Sleman, Eli Nasoka.
Sumber: http://jogja.tribunnews.com/2014/03/16/insiden-di-laga-pss-vs-pscs-cilacap-pelajaran-bagi-suporter/

Ujian Mental U19 Akan Diberikan Sleman Fans

13914080421391126296
sumber gambar : flicker.com
Ujian taktik strategi sudah biasa bagi timnas u19 dalam sebuah pertandingan, namun ujian mental praktis minim diterima timnas u19. Ini mengingat saat AFF dan babak penyisihan piala AFC U19 dilakukan di kandang atau di Indonesia. Dukungan penuh senang tiasa memompa semangat garuda jaya saat stamina mulai habis. Namun malam nanti, mereka akan mendapat ujian mental dengan berhadapan ribuan Sleman Fans baik Brigata Curva Sud di selatan tribun maupun Slemania di utara tribun. Hal ini disampaikan resmi perwakilan BCS maupun Slemania akan memberikan dukungan untuk PSS agar Timnas U19 dapat berlatih mental agar mereka semakin kuat nantinya.
13914088561994213284
sumber gambar : bcspss.com
Suara lantang Sleman fans akan menyelimuti bulu roma setiap lawan yang menginjakan kaki di maguwoharjo. Mental yang kuat tentu akan menentukan jalanya pertandingan dengan tactic yang sudah direncanakan. Namun jika mental goyah luapan emosi akan meningkat bisa menyebabkan seorang pemain tidak dapat menampilkan penampilan terbaiknya. Warna hitam dan hijau akan mewarnai ujian mental malam nanti bagi Evan Dimas dan kawan kawan. Indra Sjafri yang sudah menjadi warga Yogyakarta ini, tentu tidak sabar untuk menunggu ujian yang akan diberikan Sleman Fans untuk squadnya.
13914084321811426457
sumber gambar : bcspss.com
PSS Sendiri kabarnya akan menampilkan squad juniornya dan hanya beberapa pemain intinya. Memperbanyak jam terbang pemain junior PSS karena pembibitan usia muda di PSS tentu sangat penting pula bagi PSS sendiri. Melawan tim yang digadang gadang akan tembus masuk piala dunia U20 menjadi motivasi sendiri anak anak muda Sleman untuk menunjukan kebolehannya. Tentu pertempuran nanti malam yang mungkin terlalu malam untuk squad junior karena harus mengalah dengan kakak kakak ISL mereka akan berjalan sangat sengit dan seru.
13914084641863062743
sumber gambar : bcspss.com
“Inilah yang bisa diberikan Sleman untuk mu timnas Garuda Jaya, jadilah semakin kuat bawa nama bangsa ini kepenjuru dunia”

Sumber: http://olahraga.kompasiana.com/bola/2014/02/03/ujian-mental-u19-akan-diberikan-sleman-fans-632481.html

Di Luar Sorot Kamera PSS VS Timnas U-19

13914853151904900497
aksi bcs sumber gambar:bcspss.com
"Istimewa" itulah kata yang tergambar dalam pertandingan antara PSS vs Timnas U19. Pukul setengah 8 malam stadion maguwoharjo sudah sesak di penuhi masyarakat Indonesia terutama bagi mereka yang tinggal di Yogyakarta. Bukan hanya masyarakat asli Jogja namun beberapa orang perantauan terutama mahasiswa hadir di stadion kebanggaan warga Sleman itu. Ada yang menarik dalam pertandingan ini, ada yang mendukung timnas dan ada yang mendukung PSS Sleman tentunya. Tribun Selatan yang dihuni Brigata Curva Sud dan utara yang di dukung Slemania full mendukung PSS tak kenal lelah memberikan ujian mental bagi timnas Garuda Jaya tentunya. Bagi yang duduk di VIP maupun tribun kelas 2 ada yang mendukung timnas ada pula yang mendukung PSS. Namun lucunya saat Djohar Arifin masuk lapangan untuk menyalami pemain tak dikomandu teriakan “Huuu!” membahana di seluruh tribun di Maguwoharjo.
1391485380629750433
koreo bcs sumber gambar:bcspss.com
13914854131298096469
koreo bcs sumber gambar:bcspss.com
Pertandingan dimulai dan ujian mental langsung diberikan oleh Brigata Curva Sud. Koreo besar membentuk tulisan Sleman yang dibalut bendera merah putih terbentuk di selatan tribun Maguwoharjo. Bukan hanya itu chants Slemania pun membahana di utara tribun. Benar, menit menit awal squad Indra Sjafri tidak langsung in dalam permainan. Terlihat kesalahan mendasar pasing dan skema belum berjalan dengan baik. Namun beruntung timnas u19 memiliki pemain mental juara yang dimiliki pemain nomor punggung 10 Muchlis Hadi. Aksi individunya melewati dua pemain PSS dan memberikan bola tarik ke Ilham memecah ketegangan timnas U19, bahkan Ilham kembali mencairkan suasana dengan goal keduanya.
1391485449783664646
sumber gambar:jubi.com
Bukan Sleman Fans jika mereka berhenti bernyanyi. Awal babak kedua mereka semakin menggila memberikan ujian mental bagi timnas Garuda Jaya. Kali ini dengan chants bahasa italy yang benar benar memekakan telinga “Forza Sleman, Vinci Per Noi!” menggelegar seisi stadion. Seakan goyah dengan itu Mudah Yulianto berhasil menjebol gawang timnas U19 memperkecil kedudukan menjadi 2 - 1. Disinilah pertandingan mengalami titik klimaksnya. Pertempuran menjadi saling serbu untuk menciptakan goal. Setelah beberapa kali saling balas serangan, acungan jempol untuk anak asuhan Indra Sjafri yang selalu punya solusi saat mereka tertekan. Goal penutup akhirnya tercipta untuk Garuda Jaya yang dicetak oleh David Maulana di umpan oleh maldini yang berkelas.
13914855212025400042
roll paper bcs sumber gambar:bcspss.com
Banyak orang bertanya chants sleman lain dari yang sering di dengar di ISL, bukan hanya itu mereka sama sekali tidak ada chants rasis terhadap supporter lain yang kerap kita dengar “dibunuh saja”. Ini yang membuat suasana baru di pertandingan live malam itu bagaimana supporter begitu fokus dengan dukungan terhadap tim nya. Bukan hanya itu flare party mereka nyalakan saat peluit panjang dibunyikan, edukasi yang baik dari anak anak Brigata Curva Sud maupun Slemania.
13914855612050478707
flare bcs sumber gambar:bcspss.com
Apresiasi juga untuk pemain muda Sleman yang bisa memberi perlawanan untuk tim Garuda Jaya. Semangat mereka memberikan perlawanan untuk timnas paling “berkelas” di Indonesia ini. Tak salah jika Indra Sjafri langsung melirik salah seorang junior PSS yang dianggap layak bergabung masuk squadnya. PSS junior sebenarnya memiliki catatan yang menarik, mereka pernah juara III suratin pada tahun 2000an.
1391485704779237508
goal ilham sumber gambar:timnas.com
Salut dengan yang diberikan Sleman untuk timnas Garuda Jaya, inilah kado dari Sleman untuk coach Indra Sjafri yang sudah menjadi warga Jogjakarta sendiri tentunya..
Majulah Garuda Jaya, antar bangsa yang besar ini ke piala dunia!

1391485748519292893
Duta So7 & Evan Dimas sumber gambar:pssnews.com

Sumber: http://olahraga.kompasiana.com/bola/2014/02/04/diluar-sorot-kamera-pss-vs-timnas-u19-632686.html

Aksi solidaritas Sleman Fans Kompasiana!

1394895178189952266
sumber : wijayafm.com
14 Maret 2014 sepak bola kita kembali cidera lagi lagi kisruh sepak bola. Pertandingan uji coba antara PSCS vs PSS terpaksa di hentikan karena hal semestinya bisa di edukasi dengan baik. Yah ini hanya soal edukasi yang berbeda antara kedua belah pihak. Smoke effect dan flare bisa menjadi tabu dan dianggap anarkis. Dari situlah provokasi dimulai, polisi yang seharusnya lebih bijak malah seakan mengambil tindakan sendiri dengan menembak gas air mata. Saling mencaci maki salah menyalahkan dan hujat hujatan menjadi hal yang wajar setelah itu. Provokasi di page page kedua kubu tentu tambah menambah suasana menjadi tidak kondusif. Padahal sejujurnya lihatlah mereka yang provokasi, hanya seorang bocah yang masih belia hanya ingin menunjukan eksistensinya. Melihat komentar tak mengenakan seakan merasuk kedalam otak tanpa melihat siapa atau kualitas seorang yang provokator tersebut yang ternyata benar hanya seorang bocah. Adakah yang berfikir dewasa bagaimana akibat dari semua ini?
13948952782091236744
sumber : wijayafm.com
Bus Sleman Fans yang hadir disana diserbu dihancurkan kaca kaca berserakan seakan mencerminkan kualitas edukasi yang masih sangat jauh dari supporter supporter kita di tanah air ini. Sleman fans saat itu berada di dalam lapangan karena mengikuti instruksi agar suasana tidak semakin buruk. Yah akhirnya mereka dapati bus yang mereka sewa di rusak oleh oknum oknum bar bar, miris!. Adakah mereka berfikir kegunaan semua itu?

Yah jika menyalahkan atau membela diri sepertinya sudah terlalu sering di dunia ini. Sudah saatnya kita intropeksi masing masing dan lupakan yang telah lalu. Dendam tak akan menyelesaikan masalah, walaupun menjadi korban sangat tidak mengenakan sekali. Namun satu hal yang perlu dicatat “KELAS” itu berbeda. Supporter yang berkelas tentu dapat menyelesaikan masalah dengan kelas mereka bukan dengan sikap yang bar bar juga.

Sleman fans adalah sebuah keluarga besar dari Slemania, BCS, dan masyarakat pecinta PSS Sleman, pecinta sepak bola hakiki yang ingin melihat tim ini bertumbuh menjadi tim hebat dengan tangan mereka dengan semangat mereka. bukan hanya kalah dan menang kami rasakan bersama, kami berjuang melawan badai financial dan politik yang kini menjangkit tim tim di Indonesia! Ini seperti ikatan batin yang tercipta dari semangat sepak bola yang sesungguhnya. Kerugian akibat ini mencapai puluhan juta walau bagaimanapun bus yang di sewa harus tetap di perbaiki dan Sleman fans siap bertanggung jawab. Inilah semangat Sleman Fans! Semangat melawan jalan terjal yang selalu menghadang kita untuk menuju puncak! Untuk itu bukan hanya komentar, bukan hanya sebatas mengetik sudah saatnya tunjukan aksi Keluarga Besar Sleman Fans!

Untuk itu kami Sleman Fans Kompasiana yang ikut menjadi keluarga besar Sleman Fans siap mengadakan penggalangan dana untuk semangat kekeluargaan yang luar biasa ini

Minggu 16 maret 2014  pukul 1 siang
Tempat Sebelah Elja Angkring (kedai 24)
Setelah semua kumpul kami sepakat untuk langsung menuju CSS
Mungkin tidak akan banyak yang akan kami berikan namun satu hal, semangat ini untuk keluarga ini sangatkah besar! dan ini aksi kami sebagai salah satu saudara! 

“You Never Walk Alone”

Sumber: http://olahraga.kompasiana.com/bola/2014/03/15/aksi-solidaritas-sleman-fans-kompasiana-641728.html

Tuesday, 11 March 2014

Warna Smoke Bom Yang Indah











Sumber Foto: @ELJA_Kaskus, FP Brigata Curva Sud & Ladies Curva Sud
Sumber Video: youtube.com

Sunday, 9 March 2014

Uji Coba PSS vs Pusam Sempat Terhenti Akibat Bom Asap

Uji Coba PSS vs Pusam Sempat Terhenti Akibat Bom Asap
Suasana Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (9/3/2014) dipenuhi asap yang dinyalakan suporter.
Pertandingan uji coba antara PSS Sleman kontra Putra Samarinda (Pusam) di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (9/3/2014) sore diwarnai  aksi menyalakan bom asap oleh suporter saat babak babak kedua akan dimulai. Karena asap dianggap mengganggu, pertandingan sempat dihentikan sementara.
Pantauan Tribunjogja.com di lokasi, asap muncul dari area tribun selatan yang ditempati oleh Brigata Curva Sud (BCS). Asap juga sempat muncul dari tribun utara yang ditempati Slemania namun tak sebanyak dari tribun selatan.
Sempat dihentikan, para pemain PSS langsung mendekat ke area tribun selatan. Tampak mereka melambaikan tangan kepada para suporter, sekaligus meminta agar tidak menyalakan asap.
Hingga babak pertama akan dimulai, skor masih kacamata 0 - 0 antara kedua tim. Permainan cenderung imbang antara kedua tim sepanjang babak pertama. Hingga berita ini dihimpun, asap mulai berangsur hilang dan pertandingan kembali dilanjutkan.

Saturday, 8 March 2014

PSSI = Mafia, Fakta atau Opini?

Supporter - Koreografi bertuliskan INA ditunjukkan di tribun selatan.

Saat itu hari Rabu (05/03), laga persahabatan antara timnas Indonesia U-23 melawan timnas Malaysia U-21 di Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta. Pertandingan yang bertajuk persahabatan ini diwarnai dengan lemparan-lemparan botol, gelas air mineral kemasan, dan caci maki supporter yang ditujukan kepada pemain Malaysia. Peringatan diberikan beberapa kali untuk menahan kegirasan supporter.

Walau demikian nyanyian demi nyanyian terus berkumandang untuk mendukung timnas Indonesia dari tribun selatan dan utara. Koreografi bertulisan INA juga ditunjukkan oleh supporter tribun selatan pada pertengahan babak kedua. Tribun selatan dan utara Stadion Maguwoharjo memang dikhususkan untuk tribun supporter. Stadion Maguwoharjo sendiri adalah rumah bagi tim PSS Sleman. Sorak-sorai dari kedua tribun pun mengubah atmosfer pertandingan menjadi lebih hidup dan memberi suntikan motivasi bagi pemain timnas Indonesia.

Akhirnya, laga persahabatan berakhir dengan kemenangan timnas Indonesia U-23 dengan skor 3-0. Namun seusai pertandingan, kericuhan terjadi. Kericuhan tidak terjadi antar supporter, tapi antara supporter dengan polisi. Insiden ini dimulai saat pemain timnas Malaysia U-21 akan memasukki ruang ganti pemain seusai pertandingan. Salah satu supporter timnas Indonesia di tribun biru(barat) melempar entah botol atau gelas ke arah pemain Malaysia. Polisi-polisi yang dari awal pertandingan menjaga area Stadion langsung mengeroyok supporter yang melakukan pelemparan tadi. Supporter dari tribun selatan terpancing emosinya dengan aksi pengeroyokan polisi tersebut, kemudian langsung mengejar para polisi. Akhirnya polisi menembakkan tembakan peringatan beberapa kali untuk meredakan amarah para supporter. Kericuhan pun pecah di dalam stadion. Para supporter terus mengejek polisi dari atas tribun selatan, sedang para polisi hanya bisa mengancam sambil mengacungkan kepalan tangan dari dalam lapangan. Polisi tidak berkutik menghadapi kerusuhan supporter.

Selain kericuhan antara supporter dan polisi, ada satu hal lagi yang menyorot mata publik. Yaitu tulisan “PSSI = Mafia” di tribun selatan Stadion Maguwoharjo. Tulisan tersebut dipampangkan di pagar stadion sebelum pertandingan dimulai. Selain itu para supporter juga memampangkan tulisan “You don’t care about football. You only care about money,” yang artinya, “Kamu tidak peduli akan sepakbola. Kamu hanya peduli akan uang.” Tulisan-tulisan tersebut akhirnya ditarik turun dan disita oleh polisi dan aparat keamanan selang lima menit babak pertama. Walau hanya terpampang sebentar, tapi pesan dari supporter Yogyakarta khususnya Sleman terlihat jelas di publik. Pesan tersebut merupakan bentuk kejengkelan supporter terhadap Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).


Tulisan "PSSI = MAFIA" di tribun selatan Stadion Maguwoharjo

Kejengkelan supporter Sleman, terutama BCS (Brigata Curva Sud) yang merupakan supporter PSS Sleman, terhadap PSSI memilki berbagai alasan. Pertama, musim lalu 2012/2013 PSS Sleman menjuarai divisi utama LPI (Liga Premier Indonesia) namun pada saat penggabungan divisi ISL (Indonesia Super Leauge) dan LPI, PSS Sleman tidak dimasukkan ke divisi utama ISL. Padahal, masih ada klub-klub yang saat ini mengikuti divisi utama ISL belum lulus verifikasi atau masih terbelit utang. PSSI memberi harapan palsu kepada PSS Sleman, dan seluruh supporternya.

Kedua, PSSI menuduh terjadi kebocoran tiket di Stadion Maguwoharjo. Terutama di tribun kuning (selatan). PSSI menyatakan bahwa banyak penonton dari tribun selatan yang masuk stadion tanpa tiket. Lucunya, motto dari PSS Sleman yang juga tertulis di jersey mereka adalah “no ticket no game”. Bila dijelaskan secara harfiah artinya, tidak ada tiket maka tidak menonton pertandingan. Tribun selatan pun ternyata memberikan profit tertinggi dibandingkan tribun lainnya. Fakta ini sangat berlawanan dengan tuduhan yang dinyatakan PSSI.

Sebenarnya dari kubu BCS sendiri telah memboycott seluruh supporter Sleman untuk tidak menghadiri pertandingan Indonesia U-23 melawan Malaysia U-21. Namun pemboycott-an BCS untuk tidak menghadiri pertandingan timnas sayangnya gagal dilaksanakan. Karena terdapat isu bahwa PSSI akan membubarkan PSS Sleman bila tidak ada supporter Sleman yang datang ke pertandingan tersebut. Tidak mau klub kebanggan mereka dibubarkan maka anggota BCS pun datang. Bila isu ini benar, maka PSSI telah menyalahgunakan otoritas mereka sebagai lembaga sepakbola tertinggi di Indonesia. Hal ini sungguh memalukan kepengurusan olahraga Indonesia.

Kedua tulisan yang dipampangakan di Stadion Maguwoharjo ketika pertandingan timnas Indonesia U-23 dan Malaysia U-21 memiliki nilai kebenarannya sendiri. Karena tudingan-tudingan yang mengatakan bahwa PSSI berada di bawah cengkeraman mafia kian santer. Apalagi akhir-akhir ini terdapat isu adanya korupsi di badan PSSI sendiri. Walau Djohar Arifin, ketua umum PSSI, menyatakan secara tegas bahwa tidak ada korupsi di PSSI. Tapi kepercayaan masyarakat akan lembaga olahraga terpopuler di Indonesia ini kian luluh karenanya.

Kita sebagai warga Indonesia hanya bisa berharap kepada pembesar-pembesar lapangan hijau, agar tiap kebijakan atau tindakan selanjutnya mampu memperbaiki persepakbolaan Indonesia dan membawa nama Garuda harum di kancah internasional.


Sumber: http://olahraga.kompasiana.com/bola/2014/03/08/pssimafia-fakta-atau-opini-637109.html

Foto Aksi Brigata Curva Sud, Slemania & Suporter Indonesia ketika di sorot kamera TV