Suasana Green Nord Tribun yang kosong (24/2) |
Panpel pertandingan rupanya menyadari potensi kosongnya stadion akibat boikot ini. Meskipun kebintangan timnas U-19 belum meredup, dan masyarakat masih banyak yang ingin melihat aksi Evan Dimas dkk, tapi kekhawatiran akibat aksi boikot ini tetaplah ada. Sebelumnya, panpel hanya mencetak 27.500 tiket, yang berarti hanya separuh dari kapasitas stadion GBT yang mampu menampung 55.000 penonton. Sebagian besar tiket yang dicetak berupa kelas ekonomi sebanyak 25 ribu yang dijual Rp. 20 ribu per tiketnya.
Meski sudah mencetak tiket dengan harga yang lumayan terjangkau, animo penonton rupanya tidak seramai di tempat-tempat lain sebelumnya. Hingga sore hari tadi, tiket yang terjual dikabarkan belum mencapai 5000 tiket. Tak ada antrian mengular di loket stadion, sebagaimana yang terjadi ketika dulu timnas U-19 bertanding di piala AFF. Karena itulah, agar stadion tidak kelihatan kosong, apalagi banyak petinggi PSSI dan pejabat kota yang turut menyaksikan pertandingan ini, panpel akhirnya mengambil jalan pintas. Tiket pun dibagikan gratis!
Beberapa rekan penulis menuturkan dirinya mendapatkan tiket gratis 3 lembar sekaligus ketika berada di seputaran Benowo, dekat stadion GBT. Begitu pula dengan rekan penulis yang jadi PNS di pemkot Surabaya, mengaku mendapat tiket gratis, karena sang walikota kebetulan juga diundang secara khusus oleh Ketua BTN La Nyalla Matalitti untuk menyaksikan pertandingan tersebut.
Alhasil, stadion GBT pun terlihat sedikit terisi. Beberapa kali kamera televisi terlihat menyorot keriuhan penonton. Seolah ingin menunjukkan bahwa stadion GBT kali ini penuh dengan suporter, dan tak ada aksi boikot sebagaimana yang dilakukan oleh elemen suporter Bonek 1927. Padahal, jika dihitung matematis, dari kapasitas 55 ribu, panpel hanya mencetak 27.500. Andai tiket itu terjual semua, stadion GBT pun tak akan nampak penuh, hanya terisi separuh. Ini menjadi bukti, bahwa panpel tidak yakin GBT bisa terisi penuh. Padahal, di beberapa stadion yang lain, panpel selalu mencetak tiket maksimal, untuk bisa mendapatkan hasil penjualan tiket sebanyak mungkin. Bisa jadi hal ini disebabkan karena mereka menyadari eksistensi Persebaya ISL yang belum sepenuhnya diterima kalangan suporter Surabaya. Namun, demi eksistensi Persebaya ISL itu pula, yang kian hari tak mendapat dukungan suporter kala bertanding di kandang sendiri, SCTV, selaku pemilik klub pun tak segan memanfaatkan trik kamera, untuk memperlihatkan banyaknya penonton yang datang ke stadion.
Sumber: http://olahraga.kompasiana.com/bola/2014/02/24/tak-ingin-stadion-kelihatan-kosong-banyak-tiket-tur-nusantara-di-gbt-dibagikan-gratis-635377.html
No comments:
Post a Comment